Salam yang Benar

Salam yang Benar
Semoga Bermanfaat

Thursday, October 30, 2014

Aspek psikologi kognitif dalam film 5cm

SINOPSIS FILM 5CM
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kognitif
Dosen pengampu Luh Putu Shanti K, S.Psi, M.Psi


Disusun oleh:

ERVIANTO 
HERMAN
DARTA ALI MUBAROQ



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014




Identitas film
Judul               : 5cm
Sutradara         : Rizal Mantovani
Skenario          : Donny Dhirgantoro, Sunil Soraya, Hilman Mutasi
Produser          : Sunil Soraya
Produser          : Ram Soraya
Editor              : Sastha Sunu
Rilis                 : 12 Desember 2012
Pemain                        :
1.      Herjunot Ali sebagai Zafran
2.      Fedi Nuril sebagai Genta
3.      Raline Shah sebagai Riani
4.      Pevita Pearce sebagai Dinda
5.      Igor Saykoji sebagai Ian
6.      Denny Sumargo sebagai Arial
Karakter tokoh
1.      Zafran: Zafran yang puitis, sedikit "gila", apa adanya, idealis, agak narsis, dan memiliki bakat untuk menjadi orang terkenal.
2.      Genta : Genta, pria yang tidak senang mementingkan dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain nyaman di sekitarnya.
3.      Riani : Riani yang merupakan gadis cerdas, cerewet, dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya.
4.      Dinda : Dinda yang merupakan adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran.
5.      Ian : Ian, dia memiliki badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan bola, paling telat wisuda.
6.      Arial : Arial, pria termacho di antara pemain lainnya, hobi berolah raga, paling taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita.


Sinopsis film 5cm
Kisah ini menceritakan lima sahabat yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan bergabung, bermain, bersahabat lamanya menjadi kekuatan persahabatan yang utuh. Film ini berdasarkan novel yang berjudul sama karya Donny Dhirgantoro. Zafran seorang yang puitis, yang tidak pernah putus asa untuk mendekati Arinda adik Arial. Genta dengan pekerjaannya sebagai EO. Arial dengan fitness yang kegugupannya ketika menghadapi wanita. Riani dengan perasaannya yang terpendam kepada salah satu diantara mereka berlima. Ian dengan skripsinya yang tak kunjung usai. Pada suatu malam mereka sedang berkumpul dirumah Arial, tanpa disangka-sangka Genta merasa jenuh dengan persahabatan mereka yang tidak pernah ada perubahan, Genta akhirnya mengeluarkan gagasannya yang bikin semuanya sedih sekaligus bimbang. Genta ingin mereka tidak bertemu maupun berkomunikasi dengan cara apapun selama tiga bulan. Riani merasa tidak kuat tanpa kehadiran sahabat-sahabatnya. Ian setuju dengan usulan Genta, karena Ian ingin focus menyelesaikan skripsinya yang sudah lama ia abaikan.
Tiga bulan telah berlalu, Genta akhirnya menghubungi sahabat-sahabatnya dan memberitahu mereka, selama seminggu harus latihan lari setiap hari sebagai persiapannya. Akhirnya hari itu pun tiba mereka berkumpul di stasiun kereta untuk berangkat menuju tempat misterius yang telah dijanjikan Genta. Mereka semua telah dating kecuali Ian yang masih dalam perjalanan. Kereta sudah bergerak Ian baru muncul, dengan susah payah Ian mengejar kereta akhirnya Ian berhasil naik kereta. Rasa penasaran mereka akhirnya terjawab, mereka akan mendaki menuju puncak tertinggi Jawa, di Mahameru. Mereka tidak hanya berlima, Arial mengajak adiknya Dinda. Berenam mereka mempersiapkan diri dari tempat penginapan hingga perjalanan mendaki ke puncak. Keindahan Mahameru dan sekitarnya begitu menakjubkan. Keindahan alam Indonesia yang memang tidak ada duanya di mana pun. Sebagai warga negara Indonesia, patut bersyukur atas apa yang Tuhan berikan, dari alam maupun isinya.
Kelucuan terjadi ketika mereka sampai ditanjakan cinta, dinamakan demikian karena tanjakan itu membentuk simbol “cinta”. Jika kita menanjak tanpa melihat kebawah dan memikirkan seorang wanita yang ingin kita miliki, dipercaya keinginannya akan terwujud. Mendengar penjelasan tersebut Zafran dan Ian langsung mendahului yang lain, dalam bayangannya Zafran ingin berpasangan dengan Dinda adik Arial dan Ian ingin berpasangan dengan Happy Salma. Tiba-tiba Genta memanggil mereka berdua dari bawah, dengan spontan Ian dan Zafran menengok kebelakang, beberapa saat akhirnya mereka sadar, kekonyolan mereka berdua membuat mereka putus asa akan keinginannya. Saat menegangkan tiba, mereka berlima sudah mencapai kaki Mahameru.
Suhu ditempat tersebut sangat dingin, bila tidak banyak bergerak, tubuh bisa kaku kedinginan. Arial yang saat itu tidak kuat lagi, dengan dorongan dari teman-temannya dia akhirnya bisa melanjutkan pendakian. Kejadian saat mendaki kembali terjadi, runtuhan batu dan kerikil mengenai Dinda dan Ian, Dinda mengalami luka disamping kiri bagian bawah telinga, Ian pingsan karena terkena runtuhan batu yang lumayan besar. Mereka berlima menolong Ian, Genta berusaha membangunkan Ian dengan napas buatannya dan menekan bagian dadanya agar bisa sadar. Setelah semuanya sadar dan kuat, mereka berhasil mencapai puncak Mahameru, puncak tertinggi dipulau Jawa. Mengibarkan bendera merah putih, melihat matahari terbit 17 Agustus.

Aspek psikologi kognitif dalam film 5cm:

1.      Sensasi. Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakmat, 1994) menyebut sensasi sebagai ”pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra”. Dalam film 5cm sensasi dirasakan oleh Zafran, Ian, Riani, Arial, dan Dinda yang selama ini tidak pernah mendaki gunung merasakan sensasi yang berbeda dari pola kehidupannya selama ini, yang selama ini hanya bergelut dengan kehidupan kota yang begitu serba instan dan tidak pernah ada pemandangan seperti yang ditawarkan digunung.

ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER

ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER
Tugas ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Belajar
Dosen pengampu Ruseno Arjanggi, MA, Psi
Psi11.png



DISUSUN OLEH
ERVIANTO
072110998

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014




DEFINISI
Gangguan attention deficit hyperactivity merupakan salah gangguan pada perilaku yang sering ditandai dengan aktivitas motorik yang berlebihan dan tidak mampu memfokuskan perhatian(Nevid, Rathus, & Greene, 2005).
Gangguan attention deficit hyperactivity merupakan salah satu gangguan yang melibatkan ketidakmampuan untuk melakukan perhatian dan cenderung untuk beraktivitas terus (Halgin & Whitbourne, 2010).
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gangguan attention deficit hyperactivity salah satu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurang mampunya seseorang untuk focus terhadap suatu hal.

KARAKTERISTIK ANAK ADHD
Anak dengan gangguan ADHD memiliki karakteristik antara lain hiperaktif, motorik perceptual terganggu, emosi yang masihlabil, deficit koordinasi menyeluruh, gangguan perhatian, impulsive, daya ingat terganggu, tidak mampu belajar secara spesifik, pendengaran dan bicara yang terganggu, serta gangguan neurologis yang masih samar-samar (Kaplan, Sadock, & Grebb, 1997).
Anak dengan ADHD bias diidentifikasi sejak anak pertama kali lahir.  Anak ADHD sebelum memasuki dunia sekolah oleh orangtua, keluarga dan masyarakat dianggap sebagai anak yang sulit untuk diatur. Ketika masuk sekolah anak dengan ADHD menunjukkan prestasi belajar yang berkurang, menarik diri dari pergaulan dengan teman sebayanya, serta ingin diperlakukan secara khusus oleh guru (Halgin & Whitbourne, 2010). Anak ADHD juga memiliki kemungkinan terbesar untuk gagal ketika diberikan tugas. Umumnya ADHD akan menetap hingga usia dewasa akan tetapi intensitasnya berkurang dan muncul dalam bentuk gangguan yang ringan (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).





DAFTAR PUSTAKA

 

Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K. (2010). Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A. (1997). Sinopsis psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.



Wednesday, June 11, 2014

DINAMIKA KELOMPOK PETERPAN


TUGAS PSIKOLOGI KELOMPOK
“DINAMIKA GROUPBAND PETERPAN”
Dosen pengampu Retno Setyaningsih, S.Psi, M.Si


Disusun oleh:
ERVIANTO              072110998



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014


A.           AWAL BERDIRINYA PETERPAN
Peterpan resmi berdiri pada tanggal 1 September 2000. Peterpan terdiri dari Ariel sebagai vokalis, Uki di gutar, Lukman di gitar, Reza drummer, Andhika keyboard, dan Indra bass. Filosofinya mereka mengambil nama Peterpan adalah mereka ingin terbang memulai kiprah dibelantika musik tanah air seperti cerita dongeng Peterpan.

B.            AWAL PERJALANAN KARIR PETERPAN
Peterpan mengawali karirnya di tahun 2001 dengan manggung dari café ke café di kota Bandung. Mereka bermain di café O'Hara dan Sapu Lidi dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta alternative rock seperti Nirvana, Pearl Jam, Cold play, U2, Creed, dan lain-lain.
Penampilan mereka di café Sapu Lidi ternyata dilihat oleh Noey, basis Java Jive yang waktu itu sedang mencari band untuk mengisi album kompilasi. Kemudian mereka diminta oleh Noey untuk mengirimkan demo lagu.
Ariel cs mengirimkan tiga demo lag, yaitu lagu "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit", dan pihak Noey lebih tertarik lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.
Tahun 2003, akhirnya Peterpan membuat album pertama mereka dibawah naungan rumah produksi Musica Studio. Albumnya ini bertajuk ‘Taman Langit’, akan tetapi Ariel cs harus mengubur mimpi mereka untuk jadi band papan atas karena album ini tidak sukses dipasaran.
Ariel cs yang tidak pernah kenal lelah untuk terus mengejar ambisi mereka yang ingin menjadi band papan atas akhirnya pada bulan Mei 2004, Peterpan kembali masuk studio rekaman untuk mempersiapkan album ke-2 mereka yang direncanakan rilis pada bulan Agustus.
Untuk memberikan penghargaan kepada para Sahabat Peterpan yang tidak henti-hentinya memberikan support kepada mereka, Ariel cs kemudian menggelar konser di 6 kota besar di Jawa dan Sumatera dalam waktu yang relatif singkat yaitu 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004.
“Breaking The Record, Konser Untuk Sahabat” dipilih sebagai tajuk dalam konser mereka. Konser dimulai di Medan, lalu dilanjutkan ke Padang, Pekanbaru, Lampung, Semarang, dan ditutup di Surabaya. Alhasil, konser ini juga ternyata diakui sebagai salah satu rekor MURI.
Agustus 2004, Peterpan merilis album ke 2 yang bertajuk “Bintang di Surga. Hanya dalam kurun waktu satu minggu setelah album diluncurkan, Bintang di Surga mencapai angka penjualan 1 juta kopi dengan single pertama Ada Apa Denganmu. Peterpan pun mendapat sebutan sebagai A Phenomenon band. Melalui album ini akhirnya Peterpan mensejajarkan diri dengan band-band papan atas di negeri ini.
Album Bintang di Surga berhasil mencapai angka penjualan 3 juta kopi, dan meraih penghargaan demi penghargaan. Tak kurang dari 13 penghargaan mereka raih mulai dari dalam negeri hingga dari luar negeri lewat album Bintang di Surga.
September 2005, Peterpan kembali merilis Album untuk Soundtrack film Alexandria, dan lagi-lagi mereka meraih penghargaan Multi Platinum Award untuk penjualan album soundtrack dan SCTV Award. Single pertama mereka, tak hanya menembus tangga lagu nasional, tetapi juga dibajak oleh musisi India, lagu mereka diaransemen ulang dan diubah liriknya ke dalam bahasa India. Lagu versi India tersebut dinyanyikan, kemudian masuk dalam tangga lagu nasional India dan menjadi soundtrack film.

C.           DINAMIKA GROUPBAND PETERPAN
Ariel cs memutuskan rehat panjang dari belantika musik tanah air untuk fokus mempersiapkan album ke 3 mereka yang menurut rencana akan dirilis akhir tahun 2006. Tetapi rencana tersebut tidak dapat diwujudkan disebabkan adanya konflik yang terjadi didalam tubuh Peterpan.
Oktober 2006, keretakan mulai terjadi didalam tubuh Peterpan. Dua personil Peterpan yaitu Indra dan Andhika dikeluarkan dari Peterpan, karena adanya ketidaksamaan visi dalam bermusik dengan personil Peterpan yang lain. Semenjak itu, masalah demi masalah bermunculan menghantam Peterpan. Sepeninggal Indra dan Andhika, para personil Peterpan sempat memilih bubar karena satu per satu personil seperti kehilangan arah dalam bermusik.
Alasan visi musik yang sudah berbeda bagi Andhika hanyalah kedok mereka untuk memecat dirinya dan Indra. Andhika sebagai pendiri Peterpan mengaku telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk eksistensi musik Peterpan.
Lagu Bintang di Surga adalah hasil karyanya. Ironisnya, nama Peterpan tersebut ternyata pemberian dari ibunda Andhika. Lantaran itu, Andhika menjelaskan nama Peterpan sudah seharusnya dicopot dari belantika musik Indonesia akibat pemecatan dirinya. "Maunya aku sih karena kontrak sudah habis, ganti nama (grup musik) aja kalau sudah berempat," ungkap Andhika.
Buntut dari pengeluaran 2 personil ini adalah nama Peterpan menjadi rebutan antara pihak Ariel dan Andhika yang mengaku si empunya nama. Melalui perundingan alot diputuskan bahwa yang meneruskan perjuangan Peterpan adalah Ariel karena harus menyelesaikan kontrak rekaman sampai selesai.
Andhika menerima keputusan tersebut dengan catatan setelah kontrak rekaman habis, Ariel cs harus mengganti nama band mereka. Untuk mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh Indra dan Andhika, akhirnya Ariel cs membuka audisi dan terpilihlah David.
Mei 2007, setelah kurang lebih 1 tahun vakum, Peterpan akhirnya merilis album ke 3, yang bertajuk “Hari yang Cerah”. Didalam album ini mereka memberikan gaya bermusik dan aransemen yang agak berbeda dari album-album mereka sebelumnya, lewat album ini Peterpan semakin memperlihatkan kematangan mereka dalam bermusik.
Pada projek pengerjaan album ini, Peterpan melibatkan 2 additional band, yaitu David di keyboard dan Lucky di bass. Album “Hari Yang Cerah” mencapai angka penjualan di atas 500.000 kopi.
Tahun 2010, banyak yang memprediksi sebagai tahun emas Peterpan karena mereka sudah berjanji akan merilis album dan nama baru pada Juli 2010. Namun, janji tinggal janji, menjelang album di rilis Ariel malah ditahan karena kasus video pornonya bersama kekasihnya Luna Maya dan Cut Tari.
Menurut Acin sang Direktur Utama Musica Records rilis album dan nama baru tersebut akan tetap dilaksanakan. “Untuk rilis album, itu akan di-reschedule. Menunggu waktu yang tepat dan kondusif. Namun pasti launching,” kata Acin sang Direktur Utama Musica Records.
Sementara Ariel ditahan akibat skandal video pornonya, beredar kabar kalau masing-masing personil Peterpan Band lainnya membuat band baru untuk mengisi kekosongan mereka. Kabar tersebut dibenarkan oleh Capung sang produser.
Kasus inipun memberi dampak pada ke 4 personil lain, yaitu Lukman, Uki, Reza dan David. Karena masing-masing personil memilih untuk membentuk band baru maka beredar kabar, bahwa Peterpan terancam bubar jalan.
“Nama band Reza, Orange. Itu proyek sampingan dia, yang lain juga kok,” menurut Capung pihak management tidak pernah mempermasalahkan ataupun melarang anggota Peterpen lain untuk berkarya dengan kelompok baru. “Aktifnya mulai Ariel masuk (bui), tapi tidak masalah,” ungkap Capung.
Reza sang drummer membenarkan kalau dirinya bergabung dengan Orange. Bahkan, band asuhannya itu sudah siap eksis dan bersaing. “Jadi aku mendirikan band, namanya Orange. Buat video klip segala macam. Bulan depan launching albumnya. Aku pengen dengerin band itu.”
Reza membantah jika grup nya bubar, menurutnya kesibukan ini hanya untuk menyegarkan diri saja. “Aku masih di Peterpan. Tapi dengan membuat band baru, bikin ini bikin itu hanya untuk me-refresh diri saja. Kalau aku ada objekan, yang lain juga ada projekan,”
“Peterpan itu band saya. Mereka itu teman-teman saya, nggak mungkin saya pergi. Saya masih tetap di Peterpan,” ungkap Reza.
“Peter pan sudah siap, cuma ada masalah di Ariel. Jadi band ini istirahat dahulu,” ungkap Reza.

DAFTAR PUSTAKA

Friday, January 31, 2014

Peringatan 1 Suro di Masjid Sunan Kudus




Tugas Psikologi Lintas Budaya
“Peringatan 1 Suro di Masjid Sunan Kudus “

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Lintas Budaya
Dosen pengampu : Falasifatul Falah S.Psi, MA
Oleh Kelompok 4 :
1.      Maharani Mega W.P                 072090911
2.      Azmiani                                      072110982
3.      Ervianto                                      072110998
4.      Isnawati                                      072111007
5.      Yusrina Sabrina Misron           072111068



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2014
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bulan Muharram atau yang lebih dikenal dengan bulan Suro bagi masyarakat Kudus ini merupakan bulan  yang mempunyai keistimewaan tersendiri dalam hitungan bulan Islam ala Jawa. Karena dalam bulan Muharram adalah saat pencucian pusaka keris, dan gaman yang di kramatkan.
Dalam  bulan tersebut ada satu tanggal yang agung yakni pada tanggal 10 muharram. Keagungan tanggal tersebut karena Nabi Nuh di selamatkan oleh Allah SWT saat terjadinya banjir es. Dan pada tanggal tersebut juga pengurus makam Sunan Kudus mengadakan ritual penggantian kain penutup makam Sunan Kudus (luwur).
Selain itu, pada bulan Muharram masyarakat Kudus, juga mengadakan buka luwur makam para wali yang di awali dari makam Sunan Kudus yang kemudian di teruskan pada makam para wali di sekitar Kudus. Prosesi Buka Luwur dilakukan pada 10 Suro dengan pencopotan kelambu atau kain putih penutup makam yang sudah satu tahun digunakan.
Tradisi yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat Kudus ini memang unik dan menyedot partisipasi masyarakat umum, bukan hanya masyarakat asli Kudus tapi masyarakat di luar Kudus pun ikut turut serta dalam acara tersebut.
Masyarakat berbondong-bondong untuk mendapatkan kelambu atau kain putih yang disebut dengan Luwur, mereka ingin mendapatkan “berkah” dari wali yang bersangkutan. Masyarakat meyakini bahwa atsar doa dari para peziarah menempel pada kain luwur tersebut.
Pasalnya dalam pelaksanaan  malam 10 Suro, tidak hanya prosesi penanggalan kain putih penutup makam saja, akan tetapi dilanjutkan dengan berbagai acara mulai dari khotmil qur’an dan pengajian umum yang dilanjutkan dengan pembagian nasi bungkus.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka kami ingin mengetahui alasan masyarakat Kudus melakukan perayaan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian konformitas
2.      Penjelasan Malam Satu Suro


D.    Manfaat
1.      Mengetahui apa konformitas
2.      Mengetahui bagaimana kronologis perayaan malam satu Suro
3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas

BAB II
LANDASAN TEORI
David & Frank (2003) menyatakan bahwa konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok.
Myers (2008) menjelaskan bahwa konformitas merupakan suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan hasil dari tekanan kelompok.
Menurut Asch (1951) konformitas merupakan perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang terasa nyata ataupun dalam bayangan.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari adanya tekanan dari kelompok.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Penelitian yang kami lakukan dengan menggunakan jenis Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya Kami mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat Penelitian.

B.     Lokasi Penelitian

Kami mengambil lokasi penelitian di kota Kudus Provinsi Jawa Tengah.

C.    Populasi dan Sampel Penelitian

Kami menggunakan masyarakat Kudus sebagai populasi, akan tetapi karena banyaknya masyarakat Kudus serta keterbatasan kami maka kami mengambil sampel masyarakat Kudus yang berjumlah 4 orang, yang tinggal di sekitar Mesjid Sunan Kudus.

D.    Metode Pengumpulan Data

Kami menggunakan metode dalam mengumpulkan data yaitu dengan metode wawancara dimana kami melakukan tanya jawab kepada narasumber yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Wawancara

Subjek mengaku bahwa bulan Suro memiliki keistimewaan diantara bulan-bulan lain. Masyarakat Kudus pada bulan Suro menggelar berbagai macam acara.

Acara dimulai dari tanggal 1 Suro yaitu pengajian bersama. Puncak acaranya pada 10 Suro yaitu buka luwur. Masyarakat Kudus tidak mengetahui secara jelas sejak kapan perayaan 1 Suro mulai dilaksanakan.

Masyarakat Kudus hanya mengikuti tradisi nenek moyangnya. Bukan hanya masyarakat kudus yang ikut berpartisipasi dalam semua acara. Masyarakat asli Kudus tidak membedakan peziarah dari luar kota Kudus. Tidak ada perlakuan istimewa bagi peziarah dari luar kota Kudus saat perayaan malam 1 Suro.

 

B.     Pembahasan

1.      Pengertian Konformitas

David & Frank (2003) menyatakan bahwa konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok.
Myers (2008) menjelaskan bahwa konformitas merupakan suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan hasil dari tekanan kelompok.
Menurut Asch (1951) konformitas merupakan perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang terasa nyata ataupun dalam bayangan.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari adanya tekanan dari kelompok.


2.      Penjelasan Malam Satu Suro
Secara kronologis, sebenarnya proses upacara Buka Luwur tersebut diawali dengan penyucian pusaka yang berupa keris yang diyakini milik Sunan Kudus yang dilaksanakan jauh sebelum tanggal 10 Syuro, yaitu pada akhir Besar (nama bulan sebelum bulan Syura).
Biasanya air bekas untuk mencuci keris tersebut yang dalam bahasa Jawa disebut dengankolo”, diperebutkan masyarakat yang memiliki keris untuk mencuci kerisnya, karena mengharap “berkah” dari Sunan Kudus.
Kemudian pada tanggal 1 Syura dilakukan pencopotan kelambu atau kain putih penutup makam yang sudah satu tahun digunakan. Kelambu atau kain putih itulah yang disebut dengan Luwur. Kelambu atau kain putih bekas penutup makam tersebut menjadi rebutan masyarakat karena untuk mendapatkan “berkah”.
Pada malam tanggal 9 Muharram atau Syuro diadakan pembacaan Barjanji (berjanjen) yang merupakan ekspresi kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Tanggal 9 Muharram setelah shalat subuh diadakah khataman (pembacaan Al Quran dari awal sampai akhir).
Sementara khataman berlangsung dibuatlah “bubur suro” yaitu makanan yang berupa bubur yang diberi bumbu yang berasal dari berbagai macam rempah-rempah.
Hal ini dimaksudkan sebagai “tafa’ul” kepada Nabi Nuh setelah habisnya air dari banjir yang melanda kaumnya, sedangkan makanan tersebut diyakini dapat menjadi obat berbagai macam penyakit.
Di samping pembuatan “bubur suro” pada saat khataman Al Quran berlangsung, juga diadakan penyembelihan hewan yang yang biasanya berupa kambing dan kerbau, menurut salah seorang yang pernah menjadi panitia dalam acara tersebut kambing yang disembelih bisa mencapai 80 hingga 100 kambing.
Kemudian pada malam harinya, yaitu malam tanggal 10 Muharram diadakan pengajian umum yang isinya mengenai perjuangan dan kepribadian Sunan Kudus yang diharapkan menjadi teladan oleh masyarakat.
Pada pagi hari tanggal 10 Muharram setelah shalat Subuh dimulailah acara penggantian kelambu atau kain putih yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan tahlil yang hanya khusus diikuti oleh para Kyai, lalu mulailah pemasangan kelambu.
Bersamaan dengan itu diadakan pembagian makanan yang berupa nasi dan daging yang sudah di masak kepada masyarakat, yang dibungkus dengan daun jati. Masyarakat bersusah payah untuk mendapatkan nasi dan daging tersebut, sebab makanan tersebut dianggap memiliki berkah dan banyak mengandung kahsiat menyembuhkan penyakit.
Walaupun hanya mendapatkan sedikit, nasi tersebut biasa disebut dengan “sego mbah sunan” (nasinya Sunan Kudus). Setelah acara penggantian kelambu dan pembagian nasi tersebut, berakhir sudah upacara Buka Luwur.

3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Menurut Latana (1981) ada kecenderungan semakin banyak anggota kelompok, semakin mendorong seseorang untuk melakukan konformitas. Pada kenyataannya hubungan antara jumlah orang dalam kelompok dengan tingkat konformitas tidak selamanya linier.
Menurut Penelitian Ash (1951), bahwa sampai dengan 4 orang di dalam kelompok, pendapat di atas memang benar. Tetapi bila lebih dari 4 orang tidak lagi menunjukkan pengaruh yang significant.
Faktor mayoritas dalam kelompok, ternyata mempangaruhi konformitas (misal ; dalam etnis, agama, kebangsaan, geografis, dll) akan lebih besar pengaruhnya untuk terjadi konformitas. Demikian juga pada orang yang memiliki “self esteem” tinggi, biasanya tidak mudah konform.


a.       Kurangnya Informasi
Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui, dengan melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memeperoleh manfaat dari pengetahuan mereka.
Kaitannya dengan hasil yang kami peroleh, masyarakat Kudus kurang mengetahui sejarah dari perayaan yang dilakukan pada malam satu Suro, mereka hanya mengikuti tradisi nenek moyang mereka, dan karena orang-orang disekitar mereka melakukan hal tersebut, sehingga mereka ikut turut serta juga.
b.      Kepercayaan terhadap kelompok
Dalam situasi konformitas, individu mempunyai suatu pandangan dan kemudian menyadari bahwa kelompoknya menganut pandangan yang bertentangan. Individu ingin memberikan informasi yang tepat.
Oleh karena itu, semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok.
c.       Kepercayaan diri yang lemah
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi. Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya. Sebaliknya, jika dia merasa yakin akan kemampuannya sendiri akan penilaian terhadap sesuatu hal, semakin turun tingkat konformitasnya.


d.      Rasa takut terhadap celaan sosial
Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya. Tetapi, sejumlah faktor akan menentukan bagaimana pengaruh persetujuan dan celaan terhadap tingkat konformitas individu.
e.       Rasa takut terhadap penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai orang yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial. Kita tidak mau dilihat sebagai orang yang lain dari yang lain, kita tidak ingin tampak seperti orang lain. Kita ingin agar kelompok tempat kita berada menyukai kita, memperlakukan kita dengan baik dan bersedia menerima kita.
f.       Kekompakan kelompok
Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi.
g.      Kesepakatan kelompok
Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Namun, bila kelompok tidak bersatu akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas.



BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa masyarakat Kudus tidak mengetahui secara jelas sejak kapan perayaan 1 Suro mulai dilaksanakan. Masyarakat Kudus hanya mengikuti tradisi nenek moyangnya saja.
Fenomena tersebut bisa dijelaskan dengan teori konformitas yang mengatakan bahwa perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari adanya tekanan dari kelompok.
Konformitas terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang diantaranya menurut Latana (1981) ada kecenderungan semakin banyak anggota kelompok, semakin mendorong seseorang untuk melakukan konformitas. Pada kenyataannya hubungan antara jumlah orang dalam kelompok dengan tingkat konformitas tidak selamanya linier.
Faktor mayoritas dalam kelompok, ternyata mempangaruhi konformitas (misal ; dalam etnis, agama, kebangsaan, geografis, dll) akan lebih besar pengaruhnya untuk terjadi konformitas. Demikian juga pada orang yang memiliki “self esteem” tinggi, biasanya tidak mudah konform.

 








DAFTAR PUSTAKA