TUGAS MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
“PERKEMBANGAN
FISIK DAN KOGNITIF MASA DEWASA MADYA”
Oleh:
Kelompok
Nama : ERVIANTO 072110998
ISNAWATI 072111007
YUSRINA SABRINA MISRON 072111068
FAKULTAS PSIKOLOGI
Universitas
Islam Sultan Agung Semarang
(UNISSULA)
2011
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................. ii
KATA
PENGANTAR ................................................................................. iii
BAB
I
: PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2.
Tujuan .................................................................................. 2
1.3.
Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB
II : PEMBAHASAN ISI
2.1. Batasan Dewasa Madya................................................................... 3
2.2.
Karakteristik Usia Madya................................................................. 4
2.3.
Ciri-ciri
masa dewasa madya............................................................ 4
2.4.Perkembangan Fisik........................................................................... 7
2.5 Perkembangan Kognitif........................................................... ... 7
2.6
Perkembangan Psikososial Dewasa Madya.................................. 8
2.8 Tugas-Tugas Perkembangan ........................................................... 10
BAB
III : PENUTUP
3.1.
Kesimpulan ............................................................... ............ 11
3.2.
Saran ................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 13
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Tuahan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan karunia NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
MASA DEWASA MADYA” ini dengan lancar dan sebaik baiknya.
Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentu masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya,
semoga makalah ini memberikan manfaat yang sebesar besarnya.
Semarang,
November 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada
umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara
40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani
dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat dari pada masa lalu, namun
garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk
pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai
garis batas antara usia lanjut dengan usia madya.
Seperti
halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut tahap dimana
perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas, dan usia
lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel,
matangnya pun tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan
agustus, dan ada pula yang bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.
Usia
madya pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling sulit dalam
rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut untuk
menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan
pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap
peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik
yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja karakter usia madya?
2.
Ciri-ciri masa dewasa madya?
3.
Bagaimana perkembangan fisik,kognitif, emosi,dan sosial pada masa dewasa madya?
4.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa madya?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik
usia madya
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri pada usia madya
3.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik,emosi,dan
sosial pada masa
dewasa madya
4.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa madya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Batasan dewasa Madya
Dengan
tidak bermaksud membatasi rentang usia secara kaku, dapat dikatakan bahwa
secara teoritis-psikologis dan fisiologis rentang usia antara 40 - 60 tahun
merupakan masa tengah baya bagi banyak orang. (Mappiare 1983 : 173)
Masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Tahun - tahun ini merupakan masa puncak dimana kondisi
kesejahteraan psikologis, kesehatan, produktivitas,
dan keterlibatan dalam masyarakat sangat optimal. Masa-masa ini juga seringkali
merupakan waktu untuk melakukan refleksi dan peninjauan kembali. Orang melihat
kembali hal-hal yang telah mereka capai, merinci hal-hal yang mereka sesali
atau sisa hidup mereka. Dan juga saat
krisis terjadi, hal ini terjadi karena alasan yang tidak berhubungan dengan
bertambahnya usia,melainkan karena kejadian-kejadian spesifik yang mengubah
hidup seseorang, misalnya terjangkit penyakit atau kehilangan pekerjaan
atau pasangan (Wethington, 2000
Pada
masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek
lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual
– social – emosional – nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan
pematangan kualitas. Pada akhir dewasa madya
(sekitar usia 40 tahun ) kekuatan aspek-aspek psikis inipun secara
berangsur ada yang mulai menurun,dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia
dewasa.
2.2 Karakteristik usia madya
Setengah
baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja. Khusus usia setengah
baya, sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal fisik dan psikis
juga terdapat kesamaan antara dua masa kehidupan itu.
Kalau
posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanak-kanak
dan belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam
peralihan, tidak muda dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya
perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap
perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya,
kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa
setengah baya bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan
perasaan yang menyertainya adalah sama yaitu “swalah tingkah”, canggung dan
kadang-kadang bingung .
2.3 Ciri-ciri masa dewasa madya :
- Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia
tua, periode usia madya semakin lebih terasa menakutkan. Pria dan wanita banyak
mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Diantaranya adalah :
banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya. Yaitu :
kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai
dengan berhentinya reproduksi.
- Usia madya merupakan masa transisi
Usia ini merupakan masa transisi
seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak
ke masa remaja. Dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
perilaku masanya dan memasuki periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh
ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
- Usia madya adalah masa stress
Bahwa usia ini merupakan masa stress.
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,
khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung
merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke masa stress, suatu masa
bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis dan aspek
sosial kehidupan mereka.
- Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi “usia
berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan
untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya
dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini
merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat
dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurangnya
memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di
kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di
kalangan pria.
- Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak
bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria dan wanita berusia madya. Mereka
bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.
- Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Errikson, usia madya
merupakan masa kritis diamana baik generativitas / kecenderungan untuk
menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.
Menurut Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan yang kuat maka
ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag
(atau menetap) pada hidupnya.
- Usia madya adalah masa evaluasi
Pada usia ini umumnya manusia
mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika pada masa ini juga
merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan
aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya teman dan
keluarga-keluarga dekat.
- Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa pada masa ini dievaluasi
dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu standar bagi wanita.
Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan
wanita baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan
sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda
ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya
tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek yang berkaitan
dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita
menyatakan sikap pada usia tua.
- Usia madya merupakan masa sepi
Dimana masa ketika anak-anak tidak
lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai beranjak dewasa yang
telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan
kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian dengan kepergian mereka.
- Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak pria atau wanita yang memasuki
masa ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa
jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan kehidupan keluarga yang hanya
sedikit memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara
rumah dan membesarkan anak-anak mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya
tidak ada variasi dan monoton yang membuat mereka merasa jenuh.
2.4 Perkembangan fisik :
Pada
masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi
seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus".
Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling
banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40
dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang.
Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai memasuki usia
40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu
kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap suara bernada
tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih
besarnya pengalaman laki-laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.
2.5 Perkembangan kognitif :
Pada tahap Formal Operasional
- Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
- Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
- Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
- Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
- Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
2.6 Perkembangan psikososial:
Perkembangan psikososial pada masa ini
berkaitan dengan beberapa hal :
1.
Pernikahan dan cinta
Cinta kasih sayang atau sebagai
teman meningkat pada masa dewasa tengah, khususnya dalam pernikahan yang
telah bertahan selama bertahun-tahun.
2.
Sindrom
Sarang kosong dan pengisiannya kembali
Sindrom sarang kosong menyebutkan
bahwa kepuasan pernikahan akan mengalami penurunan karena orang tua sudah
memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh karena itu,
kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan perasaan kosong.
Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku bagi beberapa orang tua yang
hidup melalui anak-anaknya. Sarang yang kosong tersebut biasanya tidak
menurunkan kualitas kepuasan pernikahan. Melainkan,sebaliknyalah yang terjadi,
kepuasan pernikahan meningkat pada tahun-tahun pasca membesarkan anak.
Jumlah
anak-anak muda dewasa yang terus tinggal dengan orang tuanya atau mengisi
sarang yang kosong dengan kembali kerumah setelah pernikahan gagal, kesulitan
ekonomi, kuliah, atau kehilangan pekerjaan mengalami peningkatan. Pengisian
kembali sarang kosong memerlukan adaptasi yang sangat besar pada pihak orang
tua dan anak-anak mereka yang sudah dewasa.
3.
Meningkatnya
Hubungan persaudaraan dan persahabatan
Hubungan ini berlanjut sepanjang
hidup. Banyak hubungan saudara kandung pada masa dewasa sangat dekat, terutama
jika mereka dekat pada masa anak-anak. Meskipun sebagian ada yang tidak acuh
atau sangat bertentangan. Persahabatan terus menjadi penting pada masa dewasa
tengah. Persahabatan yang berlangsung lama sering semakin dalam dan intim.
4.
Hubungan
antar generasi
Umumnya ada kontak yang
berkelanjutan antar generasi dalam keluaraga. Kontinuitas yag lebih besar
terjadi dalam sikap-sikap politik dan agama. Kontinuitas yang lebih kecil
terjadi pada peran gender, gaya hidup, dan orientasi kerja.Ibu dan anak
perempuan memiliki hubungan paling dekat pada masa dewasa. Perempuan memainkan
peranan penting dalam memantau akses pada kerabat dan kedekatannya.Generasi
usia tengah baya disebut generasi “sandwich”, karena kewajiban financial dan
pemberian perawatan pada yang masih muda dan pada orang tua yang lanjut usia
mungkin menimbulkan stres pada orang dewasa usia tengah baya. Generasi usia
tengah baya memainkan peran penting dalam menghubungkan generasi.
2.7 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut
Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil
mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan
kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga
akan mengalami kesulitan
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
- Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
- Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
- Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
- Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
- Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
- Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek
lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual
– social – emosional – nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan
pematangan kualitas.
Masa
remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang
membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah
baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat
pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran.
Ciri-ciri masa dewasa madya :
- Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
- Usia madya merupakan masa transisi
- Usia madya adalah masa stress
- Usia madya adalah usia yang berbahaya
- Usia madya adalah usia canggung
- Usia madya adalah masa berprestasi
- Usia madya adalah masa evaluasi
- Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
- Usia madya merupakan masa sepi
- Usia madya merupakan masa jenuh
Pada masa ini,daya akomodasi mata
untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina akan mengalami
penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran
darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada
usia ini yaitu mulai memasuki usia 40.
Perkembangan
psikososial pada masa ini
berkaitan
dg beberapa hal :
1.
Pernikahan
dan cinta : Individu berada masa kestabilan
2.
Sindrom
sarang kosong : terjadi krn anak-anak mulai meninggalkan orang tuanya
3.
Meningkatnya hubungan
persaudaraan dan persahabatan
4.
Pengisian waktu luang :
Individu membangun dan
5.
memenuhi aktivitas waktu
luang untuk persiapan pensiun
6.
Hubungan antar generasi :
Keterdekatan hubungan tampak pd keterdekatan anak-anak yg beranjak dewasa dg
orang tua
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. 2002. Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga.
Mappiare, A. 1983. Psikologi
Orang Dewasa, Surabaya : Usaha Nasional.
Mujib, A. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Pt Raja Grafindo.
Mujib, A. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Pt Raja Grafindo.
Santrock, J. W. 2002. Life Span
Development, Jakarta : Erlangga.
www.scribd.com/doc/6137587/PERKEMBANGAN-DEWASA-MIDLIFE
- 110k - diakses
pada sabtu 21 Maret 2009.
ambo obe le nyo
ReplyDelete