MAKALAH PSIKOLOGI
SOSIAL
REMAJA
DAN PACARAN
Disusun oleh :
NAMA:
§ AZMIANI
§ APRILIA NUR FITRI
§ ERVIANTO
§ ISNAWATI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012 /2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang masih
memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama kepada
penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah
(karya tulis) yang berjudul “REMAJA DAN
PACARAN”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat
kekurangan atau kekeliruan
dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karna penulis
sendiri dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak
lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para
pembaca.
Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga
benar-benar bermanfaat.
Semarang,08 Juni 2012
Penulis
BAB
II
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa remaja adalah masa yang indah.Banyak hal yang terjadi pada masa
transisi remaja dari masa
kanak-kanak menuju dewasa.Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang
dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja.Dunia remaja memang
unik,sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang
dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal
negatif yang terjadi. Salah satu hal yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja
adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga
orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya
pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak
dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.
Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian
ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang
dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar
dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang
penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan
untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa
pengertian remaja?
2. Apa
saja ciri-ciri remaja?
3. Apa
saja kebutuhan seorang remaja?
4. Pengertian
pacaran?
5. Hubungan
antara masa remaja dan pacaran?
6. Bagaimana
tahapan pacaran?
7. Apa
alasan seorang remaja berpacaran?
8. Adakah
manfaat dari pacaran?
9. Pacaran
itu perlu tidak??
10.
Bagaimana pacaran yang
sehat dan betanggungjawab?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
Ø Memberikan penjelasan kepada pembaca
tentang dunia remaja saat ini
Ø Memberikan informasi kepada pembaca
tentang bagaimana pacaran yang sehat
D.
Manfaat
Ø Bisa mengetahui bagaimana tantangan
bagi remaja saat ini
Ø Bisa menjelaskan kepada para remaja
bagaimana pacaran yang sehat
E. Metodologi Penelitian
Penelitian yang Kami lakukan dengan
menggunakan metode wawancar langsung kepada responden.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Remaja
Menurut
Hurlock(1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun.
Menurut
Monks,dkk (2000), remaja adalah mereka yang berusia 12-21 tahun.
Menurut
Stanley Hall (dala Santrock 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.,masa remaja merupakan masa
badai dan tekanan (storm and stress).
Menurut
Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Remaja
adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar
dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku,
kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan:
Hal inilah yang membawa para pakar
pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap peralihan tersebut
dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari
kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa. Biasanya remaja belum
dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan
pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu
mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu,
serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam pandangan Islam
seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab atas
setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan apabila
melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa dimana
timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan
fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh
dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana
berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus
dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa)
mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas
dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum
dari periode perkembangan ini.
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a)
remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir:
19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa
perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
1. Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja adalah:
Ø Masa remaja sebagai periode
peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
Ø Masa remaja sebagai periode
perubahan.
Ø Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Ø Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Ø Masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya
yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
Ø Masa remaja sebagai ambang masa
dewasa.
Ciri-ciri
kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada
ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan
perhatiannya terpusat pada dirinya.
2. kebutuhan
remaja
a. Berikut
yang termasuk kedalam kebutuhan remaja :
Kebutuhan akan pengendalian diri
Kebutuhan akan pengendalian diri
b. Kebutuhan
akan kebebasan
c. Kebutuhan
akan rasa kekeluargaan
d. Kebutuhan
akan penerimaan social
e. Kebutuhan
akan penyesuaian diri
f. Kebutuhan
akan agama dan nilai-nilai sosial
B.
Pengertian
pacaran.
Dari hasil wawancara yang Kami lakukan
sebagian besar responden mengatakan bahwa pacaran adalah hubungan yang khusus
yang di jalin oleh dua anak manusia yang berbeda jenis. Tapi menurut sumber
yang Kami baca mengatakan bahwa pacaran merupakan proses perkenalan antara dua
insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan
menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya,
penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya.
Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan
menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak
mereka lakukan.
C. Remaja dan pacaran
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa
transisi remaja dari masa
kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang
dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang
unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang
dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal
negatif yang terjadi. Salah satu hal yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja
adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga
orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya
pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak
dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.
Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian
ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang
dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar
dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang
penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan
untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
Awal dari
pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Istilah
pubertas berasal dari bahasa latin yang artinya rambut. Pubertas adalah
munculnya rambut didaerah genetalia (2002:20).Bila dilihat dari sudut pandang
biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-tanda kelamin sekunder yang akan membedakan remaja putra dan remaja putri.
Menurut Cole dalamWarkitri dan kawan-kawan (2002:21), tanda-tanda
tersebut adalah:
1. Tumbuh rambut dibeberapa tempat.
2.
Pada
anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada.
3.
Suara
pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi.
4.
Pada
anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul.
5.
Otot
pada anak putra kelihatan besar.
6. Mulai berfungsi kelenjar keringat
Tradisi pacaran sendiri
memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi
individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses
pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang
ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan
kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah
hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang
ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi
seperti ini dipraktikkan oleh orang-orang yang tidak memahami makna kehormatan
diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media massa yang
menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan. Sampai sekarang,
tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, maupun
norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan
harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara.
D.
Tahapan-tahapan
berpacaran
§ Tahap
ketertarikan. Dalam tahap ini tantangannya ialah
bagaimana mendapatkan kesempatan untuk menyatakanketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita sama
doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi cakep/cantik, tinggi),
kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnyasabar, coolabis, dan
lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada pandangan pertama lebihtertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek
lebih karena karakteristik atau kemampuanyang dimiliki cowok.
§
Tahap
ketidakpastianPada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah
rasa tidak pasti. Maksudnya, kitamulai
bertanya-tanya apakah doi benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah
kita benar-benar tertarik sama
doi. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkanhubungan atau
tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah berpindah
dari satu orang ke orang lainnya.
§
Tahap
komitmen dan keterikatanPada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan
dengan seseorang secara eksklusif. Kitamenginginkan
kesempatan memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusustanpa
harus bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak
waktuuntuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan
saling cinta danhubungan yang harmonis.
§ Tahap
keintiman..Dalam tahap ini mulai dirasakan
keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagilebih mendalam
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk
lebihmengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang
baik dari diri kita.Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai
reaksi yang berbeda terhadapkeintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan
yang salah bahwa terlalu banyak perbedaanantara kita dan doi untuk melanjutkan
hubungan.
E.
Alasan
Remaja Berpacaran
Alasan seorang remaja berpacaran sangat
berfariasi tapi sebenarnya intinya sama saja.Berdasarkan hasil wawancara Kami
kepada teman-teman mahasiswa mereka berpacaran karena alasan-alasan sebagai
berikut:
ü
Sebagai
teman kencan
Agar tidak sendiri dalam bepergian salah satunya dengan mengajak si do’i jalan bareng. Alasan ini juga mendukung sebab-sebab remaja mempunyai pacar.
Agar tidak sendiri dalam bepergian salah satunya dengan mengajak si do’i jalan bareng. Alasan ini juga mendukung sebab-sebab remaja mempunyai pacar.
ü
Untuk
motivasi belajar
Meskipun jarang, ada juga remaja
yang menjadikan pacarnya sebagai motivasi untuk meningkatkan beajarnya.
ü Membutuhkan
tempat pelampiasan kasih sayang
Pacaran
adalah salah satu cara untuk melampiaskan rasa kasih sayang. Yang perlu
diketahui bahwa, rasa cinta dan kasih sayang itu ada dua macam yaitu companionate love dan passionate love. Companionate love adalah
cinta yang ditunjukkan dalam bentuk persahabatan. Sedangkan passionate love
adalah cinta yang ditunjukkan dalam bentuk cinta romantic yang lebih banyak
dipengaruhi oleh aspek biologis.
Biasanya
seorang remaja atau dewasa akan mencari pacar karena kebutuhan akan passionate
love ini. companionate love bisa didapatkan dari persahabatan dengan
ibu, bapak, saudara, keluarga dan teman. Sedangkan passionate love hanya
didapatkan melalui pacaran.
ü
Ikut
trend
Wah, pacaran koq biar nge-trend? Ternyata ada juga remaja yang seerti ini, menjalin hubungan agar tidak ketinggalan zaman di ere remaja sekarang.
Wah, pacaran koq biar nge-trend? Ternyata ada juga remaja yang seerti ini, menjalin hubungan agar tidak ketinggalan zaman di ere remaja sekarang.
ü
Untuk
membuktikan ada yang mau
Dengan mepunyai pacar menandakan seorang remaja tersebut ada yang mencintainya.
Dengan mepunyai pacar menandakan seorang remaja tersebut ada yang mencintainya.
ü Saling
bantu membantu
Ini adalah
alasan yang paling sering dikemukakan,terutama bagi remaja sekolah atau masih
dalam jenjang perkuliahan.Saling bantu membantu membuat tugas sekolah/kuliah
misalnya,saling curhat memecahkan masalah masing-masing,dan lain-lain.
Hubungan
dalam pacaran yang tidak dewasa, kadang berujung pada pemanjaan salah satu
pihak. Dengan alasan ada yang membantu, seseorang misalnya, malas mengerjakan
tugas sekolah atau kuliah. Dalam hal pemecahan masalah yang mereka hadapi,
terkadang menghasilkan sebuah diskusi yang ngawur, tidak kunjung ada kata
penyelesaian yang tepat, walaupun menghabiskan waktu yang begitu sangat
panjang. Diskusinya bukan memecahkan sebuah masalah, tetapi membesar-besarkan
masalah, yang terkadang sangat kecil dan bisa diselesaikan sendiri, tetapi
karena tidak ada bahan pembicaraan lain, sehingga hal tak penting sama sekali
pun dibicarakan.
ü Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.
ü Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok
ü
Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
ü
penjajakan
sebelum menikah
ada yang menganggap bahwa masa
pacaran itu sebagai masa penjajakan, media perkenalan sisi yang lebih dalam
serta mencari kecocokan antar keduanya. Semua itu dilakukan karena nantinya
mereka akan membentuk rumah tangga. Dengan tujuan itu, sebagian norma di tengah
masyarakat membolehkan pacaran. Paling tidak dengan cara membiarkan pasangan
yang sedang pacaran itu melakukan aktifitasnya. Maka istilah apel malam minggu
menjadi fenomena yang wajar dan dianggap sebagai bagian dari aktifitas yang
normal.
F.
Manfaat
pacaran
Berdasarkan hasil wawancara kami,mereka
mengatakan bahwa pacaran memiliki manfaat bagi mereka,manfaat tersebut antara
lain:
ü
Ada
teman curhat selain teman dan orang tua
Terkadang seorang remaja malu untuk
menceritakan hal-hal pribadi kepada orang tuanya,dan lebih nyaman
menceritakannya kepada sang pacar.hal ini bisa jadi karena hubungan orangtua
kepada anaknya kurang begitu dekat sehingga anak tidak nyaman menceritakan
masalah pribadinya kepada orangtuanya.
ü
ada
yang bisa ngertiin kita selain keluarga dan teman
Perhatian dari keluarga di nilai
kurang oleh para remaja dan mencari seorang pacar biar ada yang memberikan
perhatian kepada dia secara khusus.
ü
bisa
jadi penyemangat juga
ada juga yang berpendapat bahwa dengan punya pacar maka akan
jadi penyemangat bagi dia ketika menghadapi masalah.
ü
belajar bersosialisasi terhadap lawan
jenis.
Pendapat
berikutnya yaitu belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis,maksudnya dengan
mempunyai pacar maka seorang remaja akan bisa bersosialisasi dengan lawan
jenisnya.
ü
:motivasi berprestasi,
Pendapat
berikutnya yaitu menjadi motivasi perprestasi.para remaja berpendapat bahwa
dengan punya pacar maka prestasi mereka akan membaik karena ada yang memberikan
motivasi-motivasi dan motivasi tersebut di nilai remaja begitu kuat karena di
berikan oleh orang yang special baginya sehingga mendorong sang remaja untuk
belajar dengan sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan sang pacar.
ü
pembelajaran untuk dapat lebih dewasa
dan konsekuen pada keputusan.ketika berpacaran tentu banyak hal yang di
toleransi karena perbedaan-perbedaan keduanya mulai dari gaya hidup,dan
lain-lain sehingga menuntut mereka untuk saling mengerti dan menuntut mereka
untuk berfikir lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut.
ü
pembelajaran untuk dapat memegang teguh
suatu komitmen.pacaran adalah ajang untuk memegang teguh suatu komitmen yang
telah mereka sepakti sebelum atau selama berpacaran.
G. Pacaran itu perlu nggak sih????
Soal pertanyaan ini ada beragam pendapat yang
di berikan ketika kami mewawancarai teman-teman mahasiswa ada yang merasa perlu
dan juga ada yang merasa tidak perlu berpacaran.mereka merasa perlu karena:
Mumpung masih muda jadi nikmatin dulu masa
muda,menurut mereka masa muda adalah masa untuk bersenang-senang,masa untuk
menjalin kasih sayang dengan lawan jenis biar tidak di bilang tidak laku dan
berbagai macam celaan yang di berikan kepada remaja yang tidak mempunyai pacar.
Sedangkan yang bilang tidak perlu karena
mereka beralasan bahwa agama kita (islam) melarang yang namanya pacaran.
H.
Pacaran
yang sehat
Dari hasil wawancara Kami tentang hal ini
mereka mengatakan bahwa pacaran yang sehat itu dengan cara melakkukan
pendekatan dan saling mengenal pasangannya dengan cara yang positif,tidak
melakukan seks bebas,dan tidak merugikan kedua belah pihak.
Berdasarkan sumber yang kami
kumpulkan,pacaran yang sehat itu antara lain:
·
Sebelum memulai hubungan
pacaran, alangkah baiknya jika Kita melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Pendekatan di sini Kami maksud sebagai proses Kita untuk mengetahui bagaimana
pola tingkah laku, ataupun keseharian calon pasangan Kita. Hal ini dilakukan
agar kelak pada saat berpacaran tidak ada rasa penyesalan saat Kita mengetahui
ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan Kita yang dimiliki oleh calon
pasangan Kita.
·
Sebelum memulai hubungan
pacaran, sebaiknya kita juga harus jujur kepada pasangan kita. Jujur di sini
saya maksud adalah agar kita mengakui segala sesuatu tentang kita, baik itu
tentang kebaikan dan keburukan kita. Terutama keburukan, karena tidak dapat
dipungkiri lagi orang lain pasti lebih bisa menerima kebaikan daripada
keburukan orang lain. Hal ini dilakukan agar pasangan kita tidak lagi terkejut
apabila saat menjalani hubungan tingkah buruk kita diketahui, karena
sepintar-pintarnya manusia menutupi keburukannya pasti akan ketahuan juga suatu
saat. Oleh karena itu, saya beranggapan lebih baik kita menerima keburukan
pasangan kita terlebih dahulu daripada menerima kebaikannya, karena semua
manusia adalah tempat di mana kekhilafan dan kesalahan selalu terjadi.
·
Pada saat menjalin
hubungan, sebaiknya kita selalu saling percaya terhadap pasangan masing-masing.
Saling percaya di sini bukan berarti kita membiarkan apasaja bebas dilakukan
pasangan kita, asalkan dia suka TIDAKK… saling percaya di sini saya maksudkan
bahwa suatu sikap yang memberikan rasa percaya dengan anggapan bahwa dia selalu
bertanggung jawab dengan semua perbuatannya dan tidak akan melakukan apapun
yang bisa merusak hubungan yang sedang dijalin. Dalam hal ini sebaiknya kita
tidak terlalu berlebih dalam memberikan perhatian apalagi sampai membuat
pasangan kita sampai merasa terkekang.
·
Selalu berpikiran positif
atas apa yang dilakukan oleh pasangan kita.
·
Dan ini adalah point
penting yang belakangan ini banyak dilupakan oleh muda-mudi saat ini dalam
menjalani hubungan pacaran, dimana kita harus menjauhi apa yang di sebut dengan
melakukan hubungan badan di luar nikah. Hal ini adalah pelanggaran berat yang
melanggar kesusilaan, norma-norma agama, dan nilai-nilai luhur hidup. Rasa
sayang dan cinta dalam tahap pacaran tidak harus digambarkan dengan melakukan
hubungan ini, dewasa ini banyak pasangan yang mengatakan bahwa mereka melakukan
hubungan suami istri karena dilandaskan oleh rasa saling cinta dan saling sayang
padahal itu salah. Apabila kita mencintai dan menyayangi pasangan kita
seharusnya kita menjaga dia dan menjauhkan dia dari hal-hal buruk seperti ini
sampai kita dan pasangan kita menuju ke jenjang pernikahan. Oleh karena itu
langkah yang baik agar kita dapat terhindar dari perbuatan ini adalah dengan
cara mendekatkan diri selalu dengan TUHAN YME melalui ajaran agama yang kita
yakini masing-masing. Dan juga sebaiknya kita masing-masing harus bisa lebih
mawas diri dan mengontrol diri kita masing, kita harus belajar membuang hawa
nafsu dan pikiran-pikiran negative yang ada di dalam diri kita sendiri.
·
Sebaiknya orang tua atau
keluarga kita mengetahui dengan siapa kita sedang menjalani hubungan pacaran.
Mungkin untuk sebagian orang hal ini adalah hal yang malas untuk dilakukan,
tetapi menurut saya pribadi ini adalah hal yang baik, kita ambil satu sisi
positif nya apabila orang tua kita mengetahui kita berpacaran dengan seseorang
kita lebih bisa belajar untuk menjalin hubungan pacaran yang serius dan bukan
lagi “pacaran main-mainan”. Lagipula orang tua mempunyai pengalaman yang lebih
jauh dari kita, sehingga kita bisa meminta pendapat apabila kita perlu orang
lain untuk “sharing” tentang hubungan kita.
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Penelitian
yang kami lakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan sejumlah
pertanyakan di ajukan ke responden.Hal-hal yang kami pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pacaran menurut
Anda??????????
2. Apa manfaat pacaran bagi
Anda??????????
3. Ketika pacaran hal-hal apa saja yang Anda
lakukan??????????
4. Apa alasan Anda berpacaran???
5. Menurut Anda pacaran itu perlu
tidak??????????
Responden
1:
1. Menurut Saya,pacaran adalah jalinan
kasih antara pria dan wanita yang sedang di landa cinta.
2. Manfaat pacaran bagi Saya yaitu ada
teman curhat selain teman dan orang tua
3. Hal-hal yang Saya lakukan ketika
berpacaran yaitu ngobrol,jalan,nonton,curhat,makan
4. Alasan Saya berpacaran yaitu biar
ada yang perhatiin
5. Menurut Saya pacaran itu perlu dan
tidak perlu.
a. Perlunya mumpung masih muda jadi di nikmatin
dulu
b. Tidak perlunya boros waktu
Respondon
2:
1. Menurut Saya,pacaran adalah hubungan
antara pria dan wanita yang telah merasakan kasih sayang dan kecocokan antara
keduanya.
2. Manfaat pacaran bagi Saya ada yang
bisa ngertiin kita selain keluarga dan teman terus bisa jadi penyemangat juga.
3. Hal-hal yang Saya lakukan ketika
berpacaran yaitu jalan,ngobrol,curhat,makan,
4. Alasan Saya berpacaran yaitu buat
seriusan ke masa depan.
5. Menurut Saya pacaran itu perlu dan
tidak perlu.
a. Perlunya yaitu sebagai penjajakan sebelum
menikah.
b. Tidak perlunya yaitu menurut agama
tidak boleh.
Responden 3:
1. Menurut
Saya,pacarn adalah 2 orang berbeda jenis kelamin yang saling menyayangi.
2. Manfaat
pacaran bagi Saya yaitu belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis.
3. Hal-hal
yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu aktif berkomunikasi,saling memberi
perhatian khusus.
4. Alasan
Saya berpacaran yaitu menjaga gengsi atau karena butuh kasih sayang dan
menyayangi.
5. Menurut
Saya pacaran itu tidak perlu karena masih banyak hal penting yang ingin di
capai untuk membahagiakan orang tua.
Responden 4:
1. Menurut
Saya,pacaran adalah menjalin suatu komitmen dengan lawan jenis yang dapat
memberikan keyakinan,kesamaan minat,kesamaan pemikiran,memberikankenyamanan,dan
lain-lain.
2. Manfaat
pacaran menurut Saya yaitu:motivasi berprestasi,pembelajaran untuk dapat lebih
dewasa dan konsekuen pada keputusan,pembelajaran untuk dapat memgang teguh
suatu komitmen
3. Hal-hal
yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu ngobrol,beraktivitas
sama-sama,meluangkan waktu buat hobby yang sama.
4. Alasan
Saya berpacaran yaitu sama-sama suka dan sama-sama ingin memiliki.
5. Menurut
Saya pacaran itu perlu dan tidak perlunya tergantung situasi dan kondisi.
Dari hasil wawancara di atas Kami bisa
menarik beberapa kesimpulan di antaranya:
1. Pacaran
adalah jalinan atau hubungan khusus yang di jalin oleh 2 anak manusia yang
berbeda jenis.
2. Manfaat pacaran sebagai pembelajaran untuk
menjaga komitmen,sebagai penyemangat dan tempat mencurahkan isi hati.
3. Hal-hal
yang di lakukan ketika berpacaran yaitu makan,jalan bersama
4. Alasan
berpacaran yaitu butuh perhatian,penjajakan sebelum menikah.
5.
BAB
IV
KAJIAN TEORI
Berbicara
tentang remaja maka kita akan di hadapkan pada persoalan-persoalan seperti
tingkah-tingkah unik para remaja dan salah satunya adalah pacaran yang sekarang
sudah jadi trend di kalangan remaja.Seorang remaja akan di cela atau bahkan di
jauhi sama teman-temannya jika belum memiliki pacar,maka dari itu seorang
remaja akan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya agar tidak di hina sama
teman-temannya.
Berkaitan dengan persoalan di atas kita bisa
menjelaskannya dengan menggunakan teori dari Abraham Maslow tentang Hierarki
Kebutuhan.
Menurut teori ini manusia itu cenderung untuk selalu memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sehingga apa yang dia lakukan, semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut. dari sikap dan cara untuk mendapatkan kebutuhannya
itulah yang akhirnya akan membentuk perilaku dan kepribadiannya. Maslow membagi
kebutuhan manusia menjadi lima. Yaitu mulai dari yang paling dasar, kebutuhan
fisik (makan, minum, sehat, bernafas, dll). Kemudian kebutuhan rasa aman
(perasaan aman, kondusif, tenang, dan damai). Lalu kebutuhan cinta kasih
(kebutuhan individu untuk selalu dicintai). Naik lagi menjadi kebutuhan harga
diri (kebutuhan individu untuk dihormati dan dihargai kemudian ditunjukkan
dalam pencapaian status, prestasi, dll.). Dan kebutuhan final serta yang
tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan individu untuk
mengekpresikan dirinya). Bila kita gambarkan, maka kita dapat melihat dengan
jelas urutan-urutan kebutuhan tersebut.
Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan
tersebut bertingkat. Jika kebutuhan yang ada di bawahnya belum terpenuhi, maka
kebutuhan yang di atasnya tidak akan terpenuhi. Maslow juga membagi kebutuhan
tersebut ke dalam dua kelompok. Yaitu kelompok D-need (deficit need) seperti
kebutuhan fisik, rasa aman, cinta, dan harga diri. Dan yang kedua adalah
kebutuhan B-need (being need) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. D-need
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak
terpenuhi, maka seseorang akan terus berusaha semampunya untuk mencari
kebutuhan dan memenuhi kebutuhan D-need tersebut. Dan akan berakhir ketika dia
merasa kebutuhannya telah terpenuhi. Namun tidak menutup kemungkinan dia akan
mencari lagi kebutuhan itu layaknya orang yang mencari air ketika dia haus
lagi.
Dengan memahami teori dari Abraham
Maslow, orang yang punya pacar, pacaran atau berpacaran kemungkinan :
Ø Berasal dari keluarga yang broken
home, sehingga dia tidak pernah merasakan cinta kasih dari orang tua dan
keluarganya. Jika hal ini terus terjadi sampai dia dewasa, maka disinilah
kebutuhan neurotiknya mulai tumbuh dan berkembang, dimana dia akan selalu
terobsesi untuk mendapatkan cinta yang sebanyak-banyaknya dan cenderung
berlebihan. Ketika itu sampailah ke telinganya tentang budaya pacaran yang
sedang ngetrend di kalangan muda. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa cinta
yang begitu kuat itu, akhirnya terjadilah apa yang kita sebut dengan pacaran.
Bahkan, bisa jadi pasangan/pacarnya itu juga mempunyai visi dan misi yang sama,
yaitu mencari dan mendapatkan cinta, karena kebetulan sama-sama berasal dari
keluarga yang broken home.
Ø Kurang mendapat kan cinta dari orang
tuanya ataupun sudah mendapat kan kasih sayang yang berlimpah dari keluarganya
tapi dia belum merasa hidupnya sempurna karena belum mempunyai pacar yang
merupakan orang yang akan mewarnai hidupnya.
Ø Seorang remaja berpacaran untuk
mendapat pengakuan dari teman sebaya nya bahwa dia sekarang ada yang suka.
Ø Karena gejolak muda dimana mereka
selalu ingin mencoba hal-hal baru dan tidak mau di bilang ketinggalan jaman
karena tidak memiliki pacar.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan
sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun
demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal
yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari
sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.
Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya
bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang
lengkap.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena
tersendiri dikalangan remaja.
B.
Saran
Ø
Jadikan
agama dan keimanan sebagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri dalam
berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas.
Ø
Bagi
mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri, kehormatan kesucian dan
nama baik dirinya sendiri, keluarga, agama, almamater dan daerah asalnya serta
bangsanya.
Ø
Jadikan
pacaran sebagai motivasi atau penyemangat untuk berprestasi dalam bidang
pendidikan.
Ø
Ada
baiknya tidak usah pacaran ta’aruf saja sesuai yang di ajarkan agama kita
(islam) agar segala macam fitnah tidak terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Di-Kalangan-Remaja-Sekarang
No comments:
Post a Comment