Salam yang Benar

Salam yang Benar
Semoga Bermanfaat

Tuesday, March 15, 2016

Kunci Sukses Dalam Berkomunikasi

Kunci Sukses Dalam Berkomunikasi
Communication is the key to success, ya ungkapan tersebut menggambarkan betapa pentingnya peranan komunikasi untuk menggapai kesuksesan dalam hidup. Kita mungkin sering mendengar ungkapan tersebut akan tetapi masih banyak diantara kita yang gagal dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam alasan mengemuka mulai dari alasan tidak adanya rasa PEDE, ketidaksempurnaan alat ucap, hingga penampilan fisik yang kurang ideal dan masih banyak lagi alasan yang kita buat. Secara teoritis proses komunikasi akan berjalan efektif, lancar dan menguntungkan jika didalamnya memuat lima hukum komunikasi efektif atau dalam bahasa asingnya disebut the five inevitable laws of effective communication. Kelima hal tersebut disingkat ”REACH”, dengan rincian sebagai berikut:
1.      R (respect) yaitu perasaan hormat dan saling menghargai.
2.      E (empathy) yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
3.      A (audible) yaitu apa yang kita sampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh lawan bicara.
4.      C (clarity) yaitu pesan yang kita sampaikan jelas dan transparan.
5.      H (humble) yaitu rendah hati, mau melayani, rela memaafkan, lemah lembut dan tidak memojokkan atau menyerang orang lain.
Jika kita mampu mempraktekkan pola komunikasi tersebut maka insya Allah kita akan menjadi seorang komunikator yang disukai lawan bicara. Sebelum konsep REACH ini dikenal secara meluas sebenarnya Nabi Muhammad SAW telah mengajarkannya melalui perilaku Beliau, berikut kisahnya.
Dalam sebuah hadits, dikisahkan bahwa pada suatu hari, seorang pemuda datang kepada Rasulullah SAW. Pemuda tersebut hendak memeluk Islam. Akan tetapi dibalik keinginan sang pemuda tersebut, pemuda tersebut mengajukan satu syarat yang sangat tidak masuk akal kepada Rasulullah SAW syarat tersebut yaitu meminta agar Nabi Muhammad SAW tidak melarangnya berbuat zina.
Nabi Muhammad SAW tidak marah mendengar permintaan pemuda tersebut. Beliau justru tersenyum dan tidak memarahi pemuda tersebut dan mengajak pemuda tersebut berdialog:
“wahai pemuda, mendekatlah.” Pinta Nabi Muhammad SAW.
Pemuda itu pun mendekat.
“duduklah,” perintah Rasulullah SAW.
“wahai pemuda, maukah kamu jika itu (zina) terjadi pada ibumu?”
“tidak. Demi Allah, aku tidak rela!” jawab si pemuda.
“demikianlah pula seluruh manusia, tidak suka zina terjadi pada ibu-ibu mereka.”
Nabi pun bertanya lagi, “maukah kamu jika itu terjadi pada anak perempuanmu?”
Pemuda itu menjawab “tidak”,. Kemudian Rasulullah SAW bertanya bagaimana jika hal itu (zina) terjadi pada saudara perempuan dan bibi kamu.”
Pemuda tersebut lantas menjawab “saya tidak rela.”
Kemudian Nabi Muhammad SAW meletakkan tangannya di bahu pemuda tersebut seraya berdoa, “Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunilah dosanya dan peliharalah ia dari zina.”
Setelah dialog tersebut terjadi perubahan yang drastis pada pemuda tersebut, saat itu tidak ada perbuatan yang paling dibenci oleh pemuda tersebut selain melakukan zina.
Dari kisah tersebut maka kita dapat temukan wujud konkret dari teori REACH yang dipraktekkan Nabi Muhammad SAW yaitu:
1.      Nabi Muhammad SAW memperlakukan pemuda tersebut dengan sangat hormat. Rasulullah SAW tetap menghargai pemuda tersebut meskipun permintaannya sangat tidak etis akan tetapi Beliau tidak memarahi pemuda tersebut. Ini merupakan contoh dari respect.
2.      Nabi Muhammad SAW berusaha merasakan sesuatu yang ada di dalam hati pemuda tersebut, sehingga Beliau tidak frontal, menyerang dan menyalahkannya. Andai saja Beliau langsung mengatakan tidak boleh, haram dan mengutuk maka kemungkinan besar pemuda tersebut justru mundur dan mengurungkan niatnya untuk masuk Islam. Contoh dari empathy.
3.      Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan dengan jelas dan penuh keterbukaan. Hal ini merupakan teknik persuasif yang dilakukan Nabi Muhammad SAW agar pemuda tersebut sadar dan merasakan ketenangan, bukan beban. Contoh dari audible dan clarity.
4.      Nabi Muhammad SAW menjalin komunikasi dengan landasan akhlak mulia, lemah lembut, mendengarkan pendapat, meskipun Beliau memahami bahwa zina itu haram namun Beliau tidak langsung memberikan dalil ihwal haramnya zina dan akibat-akibat buruk yang ditimbulkannya. Beliau cukup menyentuh hati dan pikiran pemuda tersebut hingga keinginannya berubah menjadi penolakan dengan enggan melakukan zina. Contoh dari humble.
SUMBER

 

al-Firdaus, I. (2014). Bicaralah yang baik, atau diamlah... (Raisya, Ed.) Yogyakarta: Safirah.



No comments:

Post a Comment